Organo-TRIBAPlus (OT3) PUPUK ORGANIK GENERASI BARU DARI MEORI AGRO (SOLUSI PERTANIAN ORGANIK)


Hampir semua lahan pertanian dan perkebunan di Indonesia telah digunakan selama bertahun-tahun miskin akan bahan organic dan mikroorganisme berguna, sehingga berpengaruh terhadap tingkat kesuburan tanah , produktivitas dan kesehatan tanaman. Akibatnya biaya produksi tinggi dan tidak menguntunkan petani.

Organo-TRIBA Plus , adalah pupuk organik dari bahan pilihan yang diproses dengan metoda fermentasi menggunakan mikroorganisme berguna yaitu Bacillus pantotkentikus, Trichoderma lactae dan Bacillus firmus sebagai activator, mengandung humus, protein, enzim dan mikroorganism berguna. Organo TRIBA Plus pupuk organik ramah lingkungan sangat cocok digunakan dalam pertanian organic dapat meningkat produksi dan kwalitas tanaman.

Manfaat
Menggurangi penggunaan pupuk organik dan an organik sebanyak 25 – 75 % dari dosis anjuran

Meningkatkan ketersediaan hara dan efisiensi pemupukan serta kesehatan tanaman,

Meningkatkan populasi mikroorganisme berguna dalam tanah dan menekan populasi patogen tanah di rizosfera.

Meningkatkan kemampuan tanah dalam memegang air dan kelembaban tanah.

Mengembalikan dan mempertahankan kesuburan tanah, lebih gembur sehinga airasi lebih baik. Menekan dan mengendalian beberapa patogen tular tanah pada tanaman.

Solusi untuk mengatasi ketersediaan pupuk dan rama linkungan.

Keunggulan
Mengandung hara lengkap(unsur makro dan mikro) serta mengandung beberapa mikrrorganisme yang dapat meningkatkan kesuburan lahan.

Bersifat soil regerator dan conditioner mengandung beberapa mikroorganisme berguna (Bacillus, Trichoderma, Azotobacter, Penicillium dan P. fluorescens) sehingga meningkatkan daya dukung lahan

Menngkatkan efiktivitas penyerapan unsur hara oleh tanaman. Peningkatan aktivitas mikroba berguna dalam tanah akan meningkatkan produksi hormon dan zat penagtur tumbuh yang sangat diperluka oleh tanaman.

Bebas dari patogen berbahaya bagi tanaman. Mengandung beberapa ezim dan metababolik sekunder.

Berbentuk serbuk halus sehingga mudah dan praktis dalam aplikasi.

Penggunaan
Organo-Triba dapat digunakan dipembibitan dan lapangan pada tanaman perkebunan, sayur-sayuranan, pangan, bunga dan horikultura. Dosis yang digunakan adalah 50% dari dosis anjuran untuk masing-masing tanaman dan jika digunakan bersama-sama dengan pupuk hayati termasuk BioTRIBA makan penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi 25 – 50%.

Tanaman Perkebunan : (1) Bibit : 40 – 60 g/bbt, (2) TBM : 200 – 400 gr/tan/thn, (3) TM : 500 – 1000g/phn/thn.

Tanaman Pangan : 100 – 300 kg/ha/musim

Tanaman Sayuran : 300 – 500 kg/ha/musim

Tanaman Hortikultura : (1) Bibit 50 – 100 gr/bbt, (TBM) : 200 – 400 gr/phn/thn (3) TM : 400 – 800 kg/thn/ha.

BioTRIBA BT2 TERBUKTI MENINGKATKAN UNSUR HARA DALAM TANAH


Pupuk Hayati BioTRIBA BT2 merupakan salah satu formula yang di kemas khusus untuk mengatasi beberapa kendala dalam budidaya tanamn. Salah satunya adalah kemampuan untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Telah dilakukan pengujian kemampuan pupuk hayati BioTRIBA BT2 oleh Dep. Agronomi dan Hortikultura IPB, Bogor untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah .

Hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa pupuk hayati BioTRIBA BT2 dapat meningkat unsur hara dalam tanah. Unsur hara N yang pada awal sebelum aplikasi sebesar .4 %, di akhir pengujian meningkat menjadi 0.41-0.54. Unsur K meningkat dari 0.37 % menjadi sekitar 0.36-0.71 %, Unsur P meningkat dari 13.3% menjadi sekitar 13.6-18.0%.

Demikian juga dengan unsur Ca meningkat dari 8.21 meq/100g menjadi sekitar 8.03-9.32 meq/100g, unsur Mg meningkat dari 3.26 meq/100g menjadi sekitar 3.21-4.27 meq/100g. KTK meningkat dari 28.15 meq/100g menjadi sekitar 29.33-33.00 meq/100g.

Hal ini menunjukkan pupuk hayati Bio-TRIBA (BT-02) layak digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman Anda.

AKAN TERBIT BUKU PERTANIAN ORGANIK BIO FOB


Kabar gembira bagi rekan-rekan pencinta pertanian alamiah atau berbasis mikroorganisme, dinama kami akan segera menerbitkan buku bertajuk " Pertanian Organik Bio-Fob". Buku ini akan mengupas tuntas aplikasi pertanian memanfaatkan mikroorganisme untuk mengurangi bahkan mengantikan menggunakan bahan-bahan kimiawi.

Buku ini diterbitkan oleh Penerbit Andi, DI Yogyakarta. Nantinya akan didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia.

Dengan terbitnya buku ini rekan-rekan tidak saja bisa mempelajari tentang pertanian Bio-Fob secara online melalui blog ini. Namun juga melalui buku yang kami terbitkan. Dan buku ini juga menjadi sumbangan berharga kami bagi masyarakat untuk memajukan pertanian Indonesia.

SEMINAR "KIAT SUKSES PENYEDIA PUPUK UNTUK PROGRAM PEMERINTAH"


Tidak dapat dipungkiri ikut serta dalam penyediaan pupuk untuk program pemerintah mendatangkan keuntungan besar bahkan bisa mencapai Miliaran Rupiah. Banyak dari perusahaan kecil produsen pupuk/pestisida yang menjadi produsen ternama setelah mengikut berbagai proyek pemerintah.

Hanya saja jika tidak dilakukan dengan benar, sebuah perusahaan tidak mendapatkan untung, malah rugi jika ternyata pupuknya tidak sesuai spesifikasi. Dan tidak jarang yang kemudian berurusan dengan KPK atau pihak berwajib.

Oleh sebab itu seminar ini akan memberikan informasi bagaimana kiat2 agar Anda bisa meraih keuntungan dari proyek pengadaan pupuk namun tidak mendapatkan masalah. Sekedar informasi nilai proyek untuk 2 kegiatan dibawah (materi seminar) mencapai RATUSAN MILIAR RUPIAH

Adapun materi yang akan disajikan selama 2 hari (14 sd 15 Desember 2010)

Hari Pertama
1. Megaproyek Penyediaan Pupuk dan pestisida untuk Program Gernas 2011
2. Megaproyek penyediaan pupuk organik untuk Mendukung Program Kementerian Pertanian 2011
3. Persyaratan dasar pupuk dan pestisida untuk proyek pemerintah
4. Rahasia merekayasa Produksi Pupuk spasifikasi khusus yang efisien untuk (NPK) Proyek Pemerintah
5. Membangun sistem produksi pupuk organik untuk mendukung program pemerintah
6. Rahasia sukses Penyedia Pupuk untuk Proyek Pemerintah
7. Strategi menjaga kualitas pupuk hingga ke lokasi penanaman
8. Strategi dan Rahasia Sukses Penyediaan Pestisida untuk Proyek Pemerintah
9. Bonus: kebutuhan Pupuk untuk Perkebunan Kakao dan Kelapa Sawit

Hari Kedua
Tour ke Pabrik pupuk Organik, penyediaan pupuk untuk program pemerintah

Jumlah peserta HANYA DIBATASI 30 ORANG...

BIAYA INVESTASI Rp. 3.500.000,-

UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT HUBUNGI:

MEDIA PERKEBUNAN
Kantor Pusat Departemen Pertanian
Jl. Harsono RM No. 3
Gedung C, Lantai 5
Ragunan-Jakarta 12550
Telp: 021-78846587
Fax : 021-78846587
Email: media_perkebunan@yahoo.co.id
Contact Person:
Ika 085719249345, Hendra Sipayung 085925077652, Hendra Purba 0818475099

BUDIDAYA DAYA KENTANG DENGAN APLIKASI BIO FOB


Umbi bibit berasal dari umbi berbobot 30-50 gram, umur 150-180nhari, tidak cacat dan variatas unggul. Pilih umbi berukuran sedang, memiliki 3-5 mata tunas dan hanya sampai generasi keempat saja. Setelah tunas + 2 cm, siap tanam.

Bila bibit dibeli (usahakan bibit yang bersertifikat), berat anatara 30-45 gram dengan 3-5 mata tunas. Penanaman dapat dilakukan tanpa/ dengan pembelahan. Pemotongan umbi dilakukan menjadi 2-4 potong menurut mata tunas yang ada. Sebelum tanam umbi direndam dulu menggunakan BioFOB EC selama 20 – 30 menit.

BioFOB EC di larutkan dalam aguad/air mineral sebanyak 25 - 30 ml/liter kemudian dibiarkan selama 2 jam sebelum digunakan. Larutan tersebut selanjutnya dapat digunakan selama 4 jam atau 5 – 6 kali perendaman

Lahan dibajak sedalam 30-40 cm dan biarkan selama 2 minggu sebrelum dibuat bedengan dengan lebar 70 cm (1 jalur tanaman)/ 140 cm (2 jalur tanaman), tinggi 30 cm dan buat saluran pembuangan air sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Sebanyak 100- 200kg pupuk OrganoTRIBA ditebarkan merata pada areal 1000 m2 atau 1 – 2 ton/ha

Teknik Penanaman
Untuk pemupukan dasar diberikan pupuk anorganik berupa urea (200 kg/ha), SP 36 (200 kg/ha), dan KCI (75 kg/ha). Kemudian siramkan Biodekomposer BioTRIBA yang telah dicampur air secukupnya secara merata di atas bedengan, dosis 2 – 3 liter/ha.

Hasil akan lebih bagus jika menggunakan pupuk hayati BioTRIBA BT2 dengan dosis 2 – 3 liter/ha. Penyiraman BioTRIBA B1 dilakukan sebelum pemberin pupuk kandang.

Berikan pupuk kandang 5-6 ton/ha (dicampur tanah bedengan atau diberikan pada lubang tanam) satu minggu sebelum tanam.

Jarak tanam tergantung varietas, 80 cm x 40 cm atau 70 x 30 cm dengan kebutuhan bibit + 1300 – 1700 kg/ha (bobot umbi 30-45 gr). Waktu tanam diakhir musim hujan (April- Juni).

Pemeliharaan Tanaman
Penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak tumbuh/ tumbuhnya jelek dilakukan 15 hari semenjak tumbuh.

Penyiangan dilakukan minimal dua kali selama masa penanaman 2-3 hari sebelum/ bersamaan dengan pemupukan sususlan dan pengemburan.

Pada varietas kentang yang berbungan sebaiknya dipangkas untuk mencegah terganggunya proses pembentukan umbi, karena terjadi perebutan unsure hara.

Untuk pemupukan susulan diberikan pupuk Makro berupa, Urea/ ZA : 21 hari setelah tanam (hst) 300 kg/ha dan 45 hst, 150 kg/ha. SP-36 : 21 hst 250 kg/ha. KCI : 21 hst 150 kg/ha dan 45 hst 75 kg/ha. Pupuk makro diberi jarak 10 cm dari batang tanaman.

Sedangkan penyemprotan pupuk hayati BioTRIBA dilakukan pada bulan 1 selanjutnya dilakukan dengan interval 2 – 3 bulan dengan dosis 3 -4 liter/ha dengan kosentrasi 5 – 10ml/l.

Untuk pengendalian hama penyakit didasarkan melalui pengendalian hama terpadu dengan mengandalan komponen teknologi ramah lingkungan. Untuk pengendalian penyakit disarankan menggunakan Mitol 20EC, BioFungisida seperti BioTRIBA dan untuk hama seperti Buveria, Neem.

KERJASAMA DAN PELATIHAN

Bagi rekan-rekan yang berminat memasarkan produk kami di wilayah Anda, kami siap menjalin kerjasama. Mengingat saat ini kebutuhan masyarakat di berbagai daerah cukup tinggi.

Selain itu kami juga membuka kesempatan bagi rekan-rekan yang ingin mendapatkan pengetahuan tentang pertanian organik ala Bio-Fob. Dimana siap memberikan training baik di lokasi kami maupun dimana Anda berada. Dengan ketentuan yang berlaku.

Bagi rekan-rekan yang tertarik bekerjasama dengan kami atau ingin mendapatkan pengetahuan tentang teknologi kami silahkan menghubungi nomor yang ada di blog ini.

MEMBUAT KOMPOS DARI BAHAN SEKAM

Gambar di atas menunjukkan tahapan-tahapan membuat kompos dari sekam. Proses pembuatan ini menjadi lebih cepat dengan penambahan larutan bio-triba.

PUPUK BIO-TRIBA EFEKTIF MENINGKATKAN HASIL PAKCHOY


Penggunaan Bio-Triba ternyata cukup efektif meningkatkan hasil dari tanaman sayuran. Hal ini terbukti Hasil analisis uji efektivitas pupuk hayati Bio-TRIBA. Pemberian pupuk hayati merek bio-TRIBA pada pakchoy menghasilkan peningkatan produksi tanaman.

Dari pengujian di lapangan tanaman tanpa pemupukan hanya menghasilkan 11066.7 kg per ha, sedangkan tanaman dengan pemupukan menunjukkan kisaran hasil 12666.7 kg per ha). Namun dengan perlakuan 0.5 dosis NPK + 1 dosis pupuk hayati Bio-TRIBA, diperoleh hasil tertinggi 15333.3 kg per hektar.

Pupuk hayati Bio-TRIBA dapat digunakan atau ditambahkan pada perlakuan pemupukan NPK standart terhadap tanaman pakchoy. Selanjutnya, pupuk hayati Bio-TRIBA dapat menggantikan pupuk NPK hingga setengah dosis dengan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pemupukan 1 dosis NPK standart.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa organisme atau mikroba dalam pupuk hayati tersebut dapat membantu ketersediaan hara ataupun meningkatkan serapan unsur hara sehingga tanaman dapat tumbuh lebih baik. Bakteri pelarut phosfat dan Bacillus pantotkenticus yang terkandung dalam pupuk hayati Bio-TRIBA dapat menambat N dan melarutkan P sehingga dapat tersedia bagi tanaman. Bakteri pelarut phosfat mampu melarutkan P dari bentuk tidak larut sehingga tersedia bagi tanaman (Atlas dan Bortha, 1998).

Bakteri tersebut juga mampu menghasilkan hormon-hormon tumbuh seperti auksin, giberelin, maupun kinetin yang merangsang pertumbuhan akar rambut sehingga meningkatkan serapan hara tanaman (Pattern dan Glick, 2005). Peran bakteri tersebut menyebabkan tanaman mampu menyerap hara lebih banyak sehingga pertumbuhan dan hasilnya lebih baik. Hal tersebut menyebabkan tanaman dapat tumbuh lebih baik dan membentuk klorofil lebih banyak.

Peran pupuk hayati Bio-TRIBA pada peningkatan hasil menunjukkan pengaruh mikroba yang mampu meningkatkan ketersediaan hara tanaman sehingga terjadi perbaikan metabolisme tanaman karena unsur hara tercukupi. Hasil/petak yang meningkat pada perlakuan 1 dosis pupuk hayati Bio-TRIBA + 0.5 dosis pupuk NPK dapat secara langsung karena asimilasi menjadi meningkat.

Dari peubah hasil, dapat diketahui bahwa peningkatan terjadi pada perlakuan pupuk hayati Bio-TRIBA yang diaplikasikan dengan pupuk NPK serta perlakuan tanpa pupuk NPK. Hal tersebut menunjukkan bahwa pupuk hayati Bio-TRIBA yang diaplikasikan secara sendiri dapat mencukupi kebutuhan akan subtrat untuk perbanyakan mikroba sehingga terdapat cukup banyak populasi mikroorganisme untuk menambat N, melarutkan P atau menghasilkan hormon-hormon tumbuh bagi tanaman tanpa tambahan pupuk anorganik NPK.

PERKENALKAN: PUPUK HAYATI BioTRIBA (BT2) NEW GENERATION


Kami memperkenalkan produk baru kami, yakni BT 2 (Bio Triba) generasi terbaru. Produk ini merupakan penyempurnaan dari yang sudah ada. Tentu ini layak Anda coba, khususnya bagi peminat pertanian organic.

BioTRIBA BT2, generasi baru adalah pupuk hayati yang mengandung 5 macam species mikroorganisme PGPM (Plant Growth-Promoting Micrrooganism) dan indegenius (asli Indonesia) terseleksi dan telah diuji keandalannya baik di laborotarium dan lapang melalui penelitian selama bertahun-tahun.

Mikroba yang terkandung dalam formula BioTRIBA BT2 secara senergi dapat menyediakan unsur hara terutama N, P dan hormone pemacu tumbuh.

Disamping itu mikroba sellulotik dapat mengurai bahan oganik sehingga menjamin ketersediaan unsur hara mikro yang sangat diperlukan tanaman dalam proses metabolism serta menghasil senyawa antibiotik yang dapat mengendalikan patogen penyakit dalam tanah.

Kedasyatan BioTRIBA BT2
Nitrogen (N2) cukup tersedia di udara (± 70%) tetapi tidak dapat dimanfaatkan oleh tanam Namun dengan bantuan BioTRIBA BT2, Nitrogen (N2) diudara di fiksasi menjadi NH3, sehingga dapat dimanfaatkan langsung oleh tanaman.

Ketersediaan P dalam tanah sangat rendah karena karena terikat oleh mineral tanah. BioTRIBA mengandung bakteri pelarut P yang telah teruji, meningkatkan asam organik, meningkatkan ketersediaan P dan efisiensi penggunaan pupuk fospat (P).

Disamping itu, pemberiaan BioTRIBA BT2 sebagai pupuk hayati akan meningkatkan populasi mikroorganisme pelarut P dan penambat N, akan meningkatkan produktivitas tanaman, sehingga pemupukan akan lebih murah dan efisien. BioTRIBA BT2 mengandung mikroorganisme yang memproduksi senyawa antibiotic yang dapat mengendalikan patogen penyakit dan menginduksi ketahanan tanaman.

Dari aplikasi di lapangan terbukti BioTRIBA dapat menghemat penggunaan pupuk kimia 25% - 50% dan ramah lingkungan. BioTRIBA dapat mengendalikan patogen penyakit dan meningkatkan kesehatan tanaman dan kwaltas roduksi. Serta menghasilkan hormone tumbuh yang dapat mempercepat pertumbuhan tanaman. Disamping itu penggunaan BioTRIBA BT2 dapat memproleh pupuk N gratis dari udara dan P didalam tanah. Dan BioTRIBA dapat digunakan untuk tanaman perkebunan, pangan dan hortikltura.

Cara Penggunaan

Pada Persiapan tanam BioTRIBA BT2 dapat disemprotkan pada lahan atau pada lubang tanam 3 – 4 liter/Ha, dengan kosentrasi 10 ml/l, 4 – 7 hari sebelum tanam. Untuk Pembibitan BioTRIBA BT2 disemprotkan/disiramkan pada media tanaman dalam polybag dengan dosis 10 – 20 ml/L sebelum penanaman. Kemudian aplikasi pupuk hayati BioTRIBA BT2 sebulan sekali.

Untuk pertanaman dilapangan aplikasi dlakukan dengan cara menyemprot pangkal batang tanaman dengan dosis 3 – 4 liter/ha dengan kosentrasi 10 ml/l. Dapat diulangi setiap 1 bulan untuk tanaman semusim dan 3 – 4 bulan untuk tanaman tahunan (Cengkeh karet,kakao dan sawit).

BioTRIBA dapat di kombinasikan pupuk kimia dengan pemberian 10 – 20 ml/l yaitu 4 – 7 hari setelah aplikasi pupuk kimia untuk memudahkan tanaman menyerap hara yang diberikan. Dianjurkan agar dosis penggunaan pupuk kimia dapat dikurangi secara bertahap mulai dari 25% dari dosis anjuran.

TEKNOLOGI Bio-FOB SOLUSI TEPAT UNTUK PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN

Teknologi Bio-FOB adalah inovasi baru dalam budidaya pertanian dengan memanfaatkan mikroorganisme dan ekstrak tanaman. Teknologi ini berorientasi organic farming (pertanian organik) dan ramah lingkungan.

Mikroorganisme yang digunakan dalam teknologi Bio-FOB bisa meningkatkan ketahanan, mutu dan produktivitas tanaman. Ada 3 jenis mikroorganisme yang digunakan dalam teknologi Bio-FOB yaitu F. oxysporum non patogenik, Bacillus pantotkenticus ,Trichoderma lactae. Sedangkan ektrak tanaman yang dipakai adalah ekstrak tanaman cengkeh.

Teknologi ini mulai dikaji pada tanaman vanili sejak tahun 1990 dengan mengkoleksi dan mengevaluasi potensi beberapa mikroorganisme yang berguna seperti Fusarium oxysporum non patogenik, Bacillus, Trichoderma, Penicillium dan Pseudomonas flourescens serta ektrak tanaman. Sejak tahun 2001 teknologi ini mulai diluncurkan dan dikembangkan secara luas pada tanaman vanili. Dalam budidaya tanaman vanili dengan teknologi Bio-FOB tersebut tidak lagi menggunakan pupuk anorganik dan pestisida sintetik.

Dalam beberapa kajian menunjukkan teknologi Bio-FOB dapat digunakan pada tanaman lain selain vanili di antaranya; jambu mente, lada, coklat, cabe, padi, sawit, kopi, kedelai dan tanaman sayuran dapat meningkatkan kualitas dan produksinya.

SPESIFIKASI KOMPONEN TEKNOLOGI
1. Bibit Bio-FOB: Bibit Bio-FOB diproduksi dengan menggunakan Fusarium oxysporum non patogenik (Fo.NP). Mikroba ini berfungsi untuk menginduksi sistem ketahanan tanaman serta merangsang perakaran yang diduga menghasilkan hormon pertumbuhan pada perakaran. Fo.NP dapat menginduksi sistem ketahanan tanaman dengan meningkatnya aktivitas beberapa enzim tertentu dalam sistem metabolisme tanaman yaitu: β-1,4 glucosidae, β-1,3-glucanase dan chitinase. Untuk memproduk bibit dalam skala besar telah ada 3 macam formula Fo.NP yaitu; Bio-FOB EC (cair), Bio-FOB WP (Powder), dan Organik-FOB.

2. Bio-TRIBA : Formula dalam bentuk cair ini mengandung dua jenis mikroorganisme yaitu B. pantotkenticus dan T. lactae. Larutan ini dapat digunakan sebagai biodekomposer limbah organik dan biofungisida untuk pengendalian patogen tanaman serta dapat dicampur dengan pupuk organik.

3. Fungisida Nabati Mitol EC : Formula ini mengandung bahan aktif eugenol dan sitral yang diekstrak dari tanaman cengkeh dan sereh wangi. Senyawa eugenol asal cengkeh toksik terhadap beberapa patogen tanaman di antaranya R. lignosus, R. solani, F. oxysporum, F. solani, Pythium S. Rolfsii. (tulisan ini dipublikasikan di Tabloit Sinar Tani edisi Februari 2010)

4. Organo-TRIBA. Kompos organik yang diproses dari limbah organik dengan menggunakan Bio-TRIBA sebagai bio-dekomposer mengandung beberapa mikroorganisme berguna antara lain Bacillus, Trichoderma, P. flourescens dan Penicillium. Ekstrak kompos Organo- TRIBA dapat bersifat pestisidal (dapat berfungsi sebagai pestisida) terhadap beberapa jamur soil borne pathogen.

Sumber: Tabloid Sinar Tani Edisi Feb 2010

Potensi Pemanfaatan Limbah Perkebunan Menjadi Pupuk Organik

Sebagian besar limbah perkebunan seperti kulit buah kakao, kulit buah kopi, buah semu jambu mete, pelepah dan tandan kosong kelapa sawit, limbah tebu, pelepah dan limbah sabut kelapa merupakan bio-massa yang sangat berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik yang bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki struktur tanah secara alami.

Rendahnya kandungan bahan organik tanah di perkebunan disebabkan oleh ketidakseimbangan antara penambahan dan hilangnya bahan organik dari tanah utamanya melalui proses oksidasi biologis dalam tanah, sehingga perlu dilakukan untuk peningkatan kandungan bahan organik tanah melalui pemberian pupuk organik.
Produksi limbah perkebunan diperkirakan setiap tahunnya cukup besar. Perkiraan potensi limbah beberapa komoditi perkebunan sebagai bahan baku pupuk organik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Potensi pemanfaatan limbah komoditi perkebunan seperti pada tabel di atas dapat dijabarkan sebagai berikut :

Kakao
Komponen utama dari buah kakao adalah kulit buah, plasenta, dan biji. Kulit buah merupakan komponen terbesar dari buah kakao, yaitu lebih dari 70% berat buah masak. Persentase biji kakao di dalam buah hanya sekitar 27-29%, sedangkan sisanya adalah plasenta yang merupakan pengikat dari 30 sampai 40 biji [Widyotomo et al., 2004b].

Pada areal 1(satu) hektar pertanaman kakao akan menghasilkan limbah segar kulit buah sekitar 5,8 ton setara dengan produk tepung limbah 812 kg. Potensi limbah kulit buah kakao dari suatu pabrik pengolahan kakao sebesar 15-22 m3/ha/tahun. Limbah kulit buah kakao tersebut merupakan sumber bahan baku [biomassa] yang sangat potensial sebagai sumber bahan baku pupuk organik [Sri Mulato et al., 2005].

Kopi

Pengolahan kopi secara basah akan menghasilkan limbah padat berupa kulit buah pada proses pengupasan buah (pulping) dan kulit tanduk pada saat penggerbusan (hulling). Limbah padat kulit buah kopi (pulp) belum dimanfaatkan secara optimal, padahal memiliki kadar bahan organik dan unsur hara yang memungkinkan untuk memperbaiiki tanah.

Hasil penelitian Puslitkoka, menunjukkan bahwa kadar C-organik kulit buah kopi adalah 45,3 %, kadar nitrogen 2,98 %, fosfor 0,18 % dan kalium 2,26 %. Selain itu kulit buah kopi juga mengandung unsur Ca, Mg, Mn, Fe, Cu dan Zn. Dalam 1 ha areal pertanaman kopi akan memproduksi limbah segar sekitar 1,8 ton setara dengan produksi tepung limbah 630 kg.

Kelapa Sawit
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya sangat pesat. Selain produksi minyak kelapa sawit yang tinggi, produk samping atau limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi. Secara umum limbah dari pabrik kelapa sawit terdiri atas tiga macam yaitu limbah cair, padat dan gas.

Limbah cair pabrik kelapa sawit berasal dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon. Pada umumnya, limbah cair industri kelapa sawit mengandung bahan organik yang tinggi sehingga potensial mencemari air tanah dan badan air.

Sedangkan limbah padat pabrik kelapa sawit dikelompokan menjadi dua yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dan yang berasal dari basis pengolahan limbah cair. Limbah padat yang berasal dari proses pengolahan berupa Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), cangkang atau tempurung, serabut atau serat, sludge atau lumpur, dan bungkil. TKKS dan lumpur yang tidak tertangani menyebabkan bau busuk, tempat bersarangnya serangga lalat dan potensial menghasilkan air lindi (leachate).

Limbah padat yang berasal dari pengolahan limbah cair berupa lumpur aktif yang terbawa oleh hasil pengolahan air limbah. Kandungan unsur hara kompos yang berasal dari limbah kelapa sawit sekitar 0,4 % (N), 0,029 sampai 0,05 % (P2O5), 0,15 sampai 0,2 % (K2O). Dalam 1 ha areal pertanaman kelapa sawit akan dihasilkan limbah sekitar 22 ton limbah pelepah kelapa sawit dan sedangkan dari limbah Tandan Kosong Sawit (TKS) dihasilkan 6,75 ton limbah TKS.

Pemanfaatan limbah cair pabrik kelapa sawit dari kolam anaerobik sekunder dengan BOD 3.500-5000 mg/liter yang dapat menyumbangkan unsur hara terutama N dan K, bahan organik, dan sumber air terutama pada musim kemarau. Setiap pengolahan 1 ton TBS akan menghasilkan limbah pada berupa tandan kosong sawit (TKS) sebanyak 200-250 kg, sedangkan untuk setiap produksi 1 ton minyak sawit mentah (MSM) akan menghasilkan 0,6-0,7 ton limbah cair dengan BOD 20.000-60.000 mg/liter.

Kandungan hara limbah cair PKS adalah 450 mg N/l, 80 mg P/l, 1.250 mg K/l dan 215 mg/l. Sistem aplikasi limbah cair dapat dilakukan dengan system sprinkle (air memancar), flatbed (melalui pipa ke bak-bak distribusi ke parit sekunder), longbed (ke parit yang lurus dan berliku-liku) dan traktor tanki (pengangkutan limbah cair dari IPAL/Instalasi Pengolah Air Limbah) ke areal tanam.

Sumber: Dit. Perbenihan dan Sarana Produksi

PAKAI BIO-TRIBA, PADI LEBIH SUBUR, HEMAT PUPUK DAN PRODUKSI TINGGI

Penggunaan bio-triba pada padi memberikan hasil yang luar biasa . Bapak H. Endang membuktikan hal tersebut. Petani asal Karawang tersebut mengaplikasikan Bio-Triba pada pertanam di atas 2 lahannya masing-masing seluas 2 dan 2,5 ha. Dan hasilnya cukup mengembirakan.

Ia coba menggunakan Bio-TRIBA dengan cara disempot. Ia tetap menggunakan NPK dan Urea seluruhnya namun hanya sebanyak 2 kuintal .

Dan hasilnya cukup mengembirakan. Ia mendapati anakan menjadi lebih banyak sekitar 30 anakan. Sedangkan jika tanpa perlakuan (Bio-TRIBA) , sekitar 20 anakan.

Pada pertanaman tidak dijumpai adanya serangan hama tikus. Berbeda ketika ia melakukan penanaman tanpa perlakuan.

Gambar. Tanaman Padi yang Tumbuh Subur dengan Aplikasi Bio-TRIBA

Tanaman terlihat lebih tinggi, rapat dan kekar / tidak rebah. Dan hasil panen sementara dengan luas 5 m x 5 m adalah 31 kg basah atau diperkirakan bisa mencapai 12,400 ton gabah basah/ha.

Hal ini sungguh mengejutkan baginya. Berdasarkan pengakuannya baru kali ini ia melihat sebuah manfaat luar biasa dari penggunaan formula tambahan selain pupuk.

Namun yang sungguhnya mengherankan, bagaimana penggunaan Bio-TRIBA bisa mengurangi penggunaan pupuk namun hasil produksinya bisa lebih tinggi. JIka tanpa perlakuan ia membutuhkan pupuk NPK dan urea sebanyak 3 kuintal. Tentu ini adalah salah satu keunggulan formula yang mengandung mikroorganisme tersebut.

Oleh sebab itu pengalaman Bapak H. Endang membuktikan Bio-TRIBA secara handal bisa diaplikasikan pada tanaman padi. Selain bisa menghemat pupuk, mempercepat pertumbuhan juga dapat meningkatkan produksi.

BUKU KOMPOS BIOPESTISIDA


Anda ingin memproduksi kompos sendiri?

Buku ini layak Anda baca. Namun bukan “ Kompos biasa” melainkan kompos yang bisa berfungsi sebagai biopestisida yang disebut BioTRIBA

Pada dasarnya BioTRIBa adalah kompos yang dihasilkan dengan memanfaatkan mikoorganisme yang mampu meningkatkan daya fungsi dan hasil dari BioTRIBA. BioTRIBA tidak hanya mampu menyuburkan tanah dan tanaman, meningkatkan hasil tanaman, namun juga bisa memberantas patogen-patogen tanaman yang berbahaya.

Disamping penggunaan cenderung lebih hemat dan efesiensi dibandingkan dengan penggunaan kompos biasa ataupun pupuk kandang, pembuatannya pun relatif mudah dan murah.

Buku ini Anda adalah komitmen kami untuk menyebarkan luas Pengetahuan bermanfaat, tidak hanya melalui blog juga melalui buku. Dan para pembaca tidak hanya memahami namun juga kemudian memproduksi pupuk kompos bermanfaat ini secara mandiri.

Buku ini bisa diperoleh di toko-toko buku seperti Gramedia, Gunung Agung, dsb.