Produk Kami: Teknologi Bio-Triba, Bio-Fob, & Mitol 20 EC


Bersama ini  kami informasikan beberapa produk/teknologi unggulan kami yang layak untuk digunakan

A. Bio TRIBA
Teknologi ini adalah hasil penemuan dari Dr. Ir. Mesak Tombe selaku Peneliti Utama dari Balai Tanaman Obat& Aromatika. Teknologi ini berupa Formula dalam bentuk Cair yang mengandung 2 jenis mikroorganisme yaitu B. Pantotkenticus dan Trichoderma. Lactae. 2 jenis mikroorganisme ini sangat membantu sebagai Biodekomposer Limbah Organik dan Biofungisida untuk mengendalikan Patogen Tanaman serta dapat dicampur dengan Pupuk Organik dalam aplikasinya. B. Pantotkenticus adalah jenis mikroba yang ditemukan dan diisolasi dari rizosfera pertanaman Jagung dan belum pernah dilaporkan di Indonesia. B. Pantotkenticus dapat merangsang perakaran pada tanaman, biodekomposer limbah organik mentah (Kotoran Ternak, Sayuran dan Sampah Organik), menghasilkan antibiotik selama proses dekomposisi bahan organik serta berfungsi sebagai agen hayati yang akan melindungi sistem perakaran tanaman serta bertahan hidup dalam rizosfera tanaman. Uji in vitro menunjukkan bahwa isolat ini dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis patogen penghuni sel tanah antara lain: R. Lignosus, R. Solani, F. Oxysporum, F. Solani, Pythium dan S. Rolfsii. Sedangkan Trichoderma. Lactae, mikroorganisme ini ditemukan dan diisolasi dari rizosfera pertanaman Jambu Mente. Pada pelatihan nanti, peserta akan melakukan Kegiatan Praktek Aplikasi Teknologi ini dalam Pembuatan Pupuk berbahan baku Kotoran dan Urine Domba. Tidak hanya pada kotoran Domba, teknologi ini juga dapat diaplikasikan di kotoran Sapi, Kambing, Kelinci dan Ayam.

B. Bio FOB
Selain Teknologi Bio Triba, ditemukan pula oleh Dr. Ir. Mesak Tombe yaitu Teknologi Bio FOB yang memperkenalkan peranan mikroorganisme dan ekstra tanaman (metabolisme sekunder) dalam budidaya tanaman yang berorientasi Organic Farming dan Ramah Lingkungan. Mikroorganisme yang digunakan sangat berperan untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit dan meningkatkan pula hasil produktivitas tanaman. Adapun 3 jenis mikroorganisme yang digunakan pada Teknologi adalah, B. Pantotkenticus Trichoderma. Lactae dan Ekstrak Tanaman Cengkeh. Dari hasil penelitian yang didapat, Teknologi Bio FOB diharapkan dapat membantu petani untuk tidak menggunakan pupuk anorganik dan pestisida sintentik seperti pada tanaman Jambu Mete, Lada, Coklat, Kopi dan Tanaman Sayuran. Pada pelatihan nanti, peserta akan melakukan Kegiatan Praktek Aplikasi Teknologi ini pada Bibit Tanaman antara lain Sayuran.

C. MITOL 20 EC
Teknologi ini juga ditemukan oleh Dr. Ir. Mesak Tombe. Formula yang mengandung bahan aktif eugenol dan sitral yang diekstrak dari tanaman Cengkeh dan Sereh Wangi. Teknologi ini dapat digunakan untuk pengendalian penyakit BBV dan busuk pucuk Phtopthora, terutama yang menyerang bagian atas tanaman.

Balittro Temukan Bibit Vanili Bebas Penyakit

Balittro lewat berbagai penelitian berhasil menemukan bibit vanili bebas dari gangguan penyakit busuk batang yang selama ini menyerang tanaman bernilai ekonomis tinggi itu di Indonesia.

"Bibit BIO-FOB yang dihasilkan diinduksi dengan Fo.NP menunjukkan efektivitas Fo.NP menghasilkan bibit yang bebas penyakit dari hama penyakit," kata Dr Ir Mesak Tambe, peneliti dari Balittro di Denpasar, Senin.

Upaya mempercepat pengembangan tanaman vanili oleh Dinas Perkebunan Propinsi Bali, ia mengatakan, pengembangan vanili selain menggunakan bibit unggul juga melakukan pengendalian hama terpadu.

"Upaya tersebut menerapkan teknologi lain, yakni bio-fungisida Bio--TRIBA mengandung agen hayati Bacillus dan Trichoderma merupakan musuh alamiah penyakit hama busuk batang," katanya di hadapan sejumlah petani yang datang dari delapan kabupaten di Bali.

Fungisida nabati mengandung eugenol yang diisolasi dari tanaman cengkeh toksik terhadap beberapa patogen termasuk penyakit busuk batang. "Dengan menggunakan tiga komponen tersebut serangan penyakit busuk batang pada tanaman vanili dapat dihindari," ujar Mesak Tombe seraya menambahkan vanili merupakan salah satu tanaman rempah penghasil devisa. Indonesia mempunyai potensi untuk mengembangkan tanaman yang bernilai ekonomis.

Namun dalam pengembangan tersebut menghadapi kendala utama, yakni penyakit busuk batang. Dengan ditemukannya bibit vanili bebas penyakit busuk batang diharapkan petani kembali bergairah mengembangkan tanaman untuk dijadikan komoditas ekspor.

Dalam mengatasi hama penyakit petani tidak lagi tergantung dengan pestisida sintetis. Penggunaan komponen teknologi ramah lingkungan sekaligus dapat meningkatkan mutu karena menghasilkan produk vanili organik yang bebas dari residu pestisida, ujar Mesak Penanaman vanili. (sumber: Pikiran Rakyat, 2004)

TEKNOLOGI BIO-FOB


Bio-FOB, adalah formula dengan bahan aktif (b.a) spora Fusarium oxysporum non patogenik (Fo. NP). Untuk aplikasi dilapangan telah disiapkan 4 macam formula yang sudah dipaten pada Ditjen HAKI yaitu : a. Bio-FOB EC : formula berbentuk cair mengandung spora Fo.NP 10 6 cfu/ml dengan kemasan 1 liter. b. Bio-FOB WP : formula berbentuk tepung (powder) mengandung spora Fo.NP 10 6 cfu/g dengan kemasan 1 lb. C. Organik-FOB : formula berbentuk bahan organik. mengandun spora Fo.NP 10 6 cfu/g dengan kemasan 10kg. D. Biof MA (Cocobiofob) : formula yang dikemas dalam three in one dengan kemasan 1kg/bungkus terutama digunakan untuk benih tanaman berbiji seperti ; tomat, tembakau, cabe, melon, semangka dll.

KEGUNAAN. Hasil observasi dapat diketahui kegunaan formula pada tanaman antara lain : 1) Menginduksi/meningkatkan ketahanan tanaman terhadap infeksi patogen penyakit terutama yang disebabkan oleh cendawan. 2) Menyeleksi bibit yang telah terinfeksi oleh patogen, sehingga mencegah peluang patogen penyakit terbawa kelapanan.3) Menghasilkan bib it yang bermutu dan bebas patogen penyakit. 4) Merangsang pertumbuhan dan produktivitas tanaman.

MEKANISME KERJA: 1) Induksi Fo.NP dapat mengaktifkan secara cepat berbagai mekanismie resistensi tanaman, diantaranya akumulasi fitoaleksin, dan peningkatan aktivitas beberapa jenis enzim penginduksi seperti ß-1,4-glukosidase, chitinase dan ß-1-3-glukanase. 2) Senyawa fitoaleksin yang dihasilkan adalah sustansi antibiotik yang diproduksi oleh tanaman inang apabila ada infeksi patogen atau pelukaan. 3) Induksi Fo.NP meningkatkan terbentuknya hormon tumbuh seperti IAA dapat mempercepat dan meningkatkan produksi pada beberapa tanaman.

MUTU. 1) Proses produksi dikerjakan oleh teknisi BALITTRO yang telah berpengalaman dibawah pengawasan langsung penemu/peneliti Bio-FOB. 2) Kultur yang digunakan secara periodik dimurnikan dan dijaga kwalitasnya serta dikoleksi di laboratorium Fitopatologi BALITTRO, Bogor. 3) Viabilitas Bio-FOB disimpan dalam suhu kamar/ruangan dapat bertahan sampai 2-3 tahun.