MIKROORGANISME “BAIK” BERMANFAAT BAGI KESEHATAN MANUSIA


Mikroba endofit adalah mikroba yang hidup di dalam jaringan tanaman pada periode tertentu dan mampu hidup dengan membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya. Setiap tanaman tingkat tinggi dapat mengandung bebrapa mikroba endofit yang mampu menghasilkan senyawa biologi atau metabolit sekunder yang diduga sebagai akibat koevolusi atau transfer genetik (genetic recombination) dari tanaman inangnya ke dalam mikroba endofit.

Kemampuan mikroba endofit memproduksi senyawa metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya merupakan peluang yang sangat besar dan dapat diandalkan untuk memproduksi metabolit sekunder dari mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman inangnya tersebut.

Dari sekitar 300.000 jenis tanaman yang tersebar di muka bumi ini, masing-masing tanaman mengandung satu atau lebih mikroba endofit yang terdiri dari bakteri dan jamur. Sehingga apabila endofit yang diisolasi dari suatu tanaman obat dapat menghasilkan alkaloid atau metabolit sekunder sama dengan tanaman aslinya atau bahkan dalam jumlah yang lebih tinggi, maka kita tidak perlu menebang tanaman aslinya untuk diambil sebagai simplisia, yang kemungkinan besar memerlukan puluhan tahun untuk dapat dipanen.

Berbagai jenis endofit telah berhasil diisolasi dari tanaman inangnya, dan telah berhasil dibiakkan dalam media perbenihan yang sesuai. Demikian pula metabolit sekunder yang diproduksi oleh mikroba endofit tersebut telah berhasil diisolasi dan dimurnikan serta telah dielusidasi struktur molekulnya.

Mikroorganisme Penghasil Antibiotika dan Anti Malaria

1. Mikroba endofit yang menghasilkan antibiotika
Cryptocandin adalah anti-fungi yang dihasilkan oleh mikroba endofit Cryptosporiopsis quercina yang berhasil diisolasi dari tanaman obat Tripterigeum wilfordii, dan berhasiat sebagai antijamur yang patogen terhadap manusia yaitu Candida albicans dan Trichopyton spp.

Beberapa zat aktif lain yang diisolasi dari mikroba endofit misalnya ecomycin diproduksi oleh Pseudomonas viridiflava juga aktif terhadap Cryptococus neoformans dan C. albicans. Ecomycin merupakan lipopeptida yang disamping terdiri dari molekul asam amino yang umum juga mengandung homoserin dan beta-hidroksi asam arpartat, sedangkan senyawa kimia yang diproduksi oleh mikroba endofit Pseudomonas syringae yang berhasiat sebagai anti jamur adalah pseudomycin, yang dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans dan ryptococcus neoformans

Pestalotiopsis micrispora merupakan mikroba endofit yang paling sering ditemukan di tanaman hutan lindung di seluruh dunia. Endofit ini menghasilkan metabolit sekunder ambuic acid yang berhasiat sebagai antifungi . Phomopsichalasin, merupakan metabolit yang diisolasi dari mikroba endofit Phomopsis spp. berhasiat sebagai anti bakteri Bacillus subtilis, Salmonella enterica, Staphylococcus aureus, dan juga dapat menghambat pertumbuhan jamur Candida tropicalis.

Antibiotika berspektrum luas yang disebut munumbicin, dihasilkan oleh endofit Streptomyces spp. strain NRRL 30562 yang merupakan endofit yang diisolasi dari tanaman Kennedia nigriscans, dapat menghambat pertumbuhan Bacillus anthracis dan Mycobacterium tuberculosis yang multiresisten terhadap berbagai obat anti TBC Jenis endofit lainnya yang juga menghasilkan antibiotika berspektrum luas adalah mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman Grevillea pteridifolia. Endofit ini menghasilkan metabolit kakadumycin. Aktifitas antibakterinya sama seperti munumbicin D, dan kakadumycin ini juga berhasiat sebagai anti malaria.

2. Mikroba endofit penghasil zat anti malaria
Colletotrichum sp. merupakan endofit yang diisolasi dari tanaman Artemisia annua, menghasilkan metabolit artemisinin yang sangat potensial sebagai anti malaria. Disamping itu beberapa mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman Cinchona spp juga mampu menghasilkan alkaloid cinchona yang dapat dikembangkan sebagai sumber bahan baku obat anti malaria.

Mikroba Penghasil Anti Virus dan Kanker

1. Mikroba endofit yang memproduksi anti virus
Jamur endofit Cytonaema sp. dapat menghasilkan metabolit cytonic acid A dan B yang struktur molekulnya merupakan isomer p-tridepside, berhasiat sebagai anti virus. Cytonic acid A dan B ini merupakan protease inhibitor dan dapat menghambat pertumbuhan cytomegalovirus manusia.

2. Mikroba endofit yang menghasilkan metabolit sebagai anti kanker
Paclitaxel dan derivatnya merupakan zat yang berhasiat sebagai anti kanker yang pertama kali ditemukan yang diproduksi oleh mikroba endofit. Paclitaxel merupakan senyawa diterpenoid yang didapatkan dalam tanaman Txus. Senyawa yang dapat mempengaruhi molekul tubulin dalam proses pembelahan sel-sel kanker ini, umumnya diproduksi oleh endofit Pestalotiopsis microspora, yang diislasi dari tanaman Taxus andreanae, T. brevifolia dan T. wallichiana. Saat ini beberapa jenis endofit lainnya telah dapat diisolasi dari berbagai jenis Taxus dan didapatkan berbagai senyawa yang berhasiat sebagai anti tumor. Demikian pula upaya untuk sintesisnya telah berhasil dilakukan (Str

3. Endofit yang memproduksi antioksidan
Pestacin dan isopestacin merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh endofit P. microspora. Endofit ini berhasil diisolasi dari tanaman Terminalia morobensis, yang tumbuh di Papua New Guinea. Baik pestacin ataupun isopestacin berhasiat sebagai antioksidan, dimana aktivitas molekulnya mirip dengan flavonoid .

4. Endofit yang menghasilkan metabolit yang berhasiat sebagai anti diabetes
Endofit Pseudomassria sp yang diisolasi dari hutan lindung, menghasilkan metabolit sekunder yang bekerja seperti insulin. Senyawa ini sangat menjanjikan karena tidak sebagaimana insulin, senyawa ini tidak rusak jika diberikan peroral. Dalam uji praklinik terhadap binatang coba membuktikan bahwa aktivitasnya sangat baik dalam menurunkan glukosa darah tikus yang diabetes. Hasil tersebut diperkirakan dapat menjadi awal dari era terapi baru untuk mengatasi diabetes dimasa mendatang (Zhang B.,et al.1999).

5. Endofit yang memproduksi senyawa imunosupresif
Obat-obat imunosupresif merupakan obat yang digunakan untuk pasien yang akan dilakukan tindakan transplantasi organ. Selain itu imunosupresif juga dapat digunakan untuk mengatasi penyakit autoimum seperti rematoid artritis dan insulin dependent diabetes. Senyawa subglutinol A dan B yang dihasilkan oleh endofit Fusarium subglutinans yang diisolasi dari tanaman T. wilfordii, merupakan senyawa imunosupresif yang sangat potensial.

CARA MUDAH MEMPRODUKSI BIBIT BIO-FOB

Untuk mendapatkan bibit bio-fob untuk tanaman perkebunan vanili, lada,dsb, hortikultur tanaman hias, tomat dsb caranya mudah. Yakni cukup dengan menggunakan bahan tanaman stek terpilih kemudian dicelupkan ke formula bio-fob. Setelah itu dipindahkan ke pembibitan. Namun dipastikan bibit ini bakal memiliki kualitas yang berbeda dengan bibit biasa.

CABE ORGANIK BIO-FOB PRODUKSI TINGGI


Hasil dari tanaman cabe di atas sungguh luar biasa. Gambar ini bukan hasil rekayasa, melainkan hasil petani yang menanam cabe dengan aplikasi bio-fob. Hasilnya, seperti yang bisa Anda saksikan di atas dan dikategorikan sebagai "cabe organik".

BUDIDAYA JAGUNG Semi Organik DENGAN TEKNOLOGI BIOTRIBA


Di bawah ini adalah langkah-langkah bertani jagung semi organik yang telah dipraktekkan oleh petani pengguna teknologi bio-triba. Dengan metoda ini cukup efektif dalam menekan penggunaan pupuk kimia, bahkan produksinya lebih tinggi dari budidaya jagung biasa.

Pengolahan Tanah
Pada tanah berat dengan struktur mampat pengolahan tanah dilakukan 2 kali, sedang untuk tanah ringan (porous) seperti tanah Alfisol, Regosol, Etisol, dan Oxixol, dapat dilakukan pengolahan tanah minimun, yaitu pengolahan tanah sepanjang baris tanaman atau tanpa pengolahan tanah (TOT). Untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah dapat diberi pupuk organic yang telah diolah dengan BioTRIBA sebanyak 2 ton/ha 1 – 2 minggu sebelum tanam (Baca Teknik pembuatan kompos BioTRIBA)

Cara Tanam
Cara tanam dapat dilakukan dengan 2 cara (a) ditugal dan mengikuti alur bajak atau traktor. Jarak tanaman diusahakan dengan jarak yang teratur

Populasi tanaman optimal berkisar antara 62.500 – 100.000 tanaman /ha, dengan jarak tanam (a) 75 cm x 40 cm, 2 tanaman/lubang atau (b) 75 cm x 20 cm, 1 1 tanaman/lubang.

Untuk varietas lokal pada musim penghujan jarak tanam 75 cm x 30 cm, 2 tanaman/lubang. Untuk jagung hibrida, jarak tanam 75 cm x 20 cm, 1 tanaman/lubang dapat memberikan pertumbuhan dan hasil produksi yang lebih baik.

Penanaman dapat juga dilakukan dengan sistem dua baris (double row), yaitu jarak tanam (100 cm x 50 cm) x 20 cm dengan 1 tanaman/lubang.

Sebelum benih ditugal terlebih dahulu direndam dalam BioTRIBA selama 20 – 30 menit. Untuk 1 liter BioTRIBA dapat dilarutkan dalam 20 liter air bersih, kemudiaan benih jagung direndam dalam larutan BioTRIBA tadi selama 20 – 30 menit, kemudiaan benih itu ditanam.

Pemupukan
Setelah benih jagung ditanam ditutup dengan pupuk organoTRIBA sebanyaki 5- 10 g/lobang.( 400 kg – 600kg/ha).

Pupuk an-organik yang digunakan dapat diberikan hanya 50% dari dosis anjuran. Urea 200 kg/ha, KCL 100kg/ha dan 100kg/ha.

Pemberian pupuk 100k/ha Urea, 100kg,TSP,100 kg KCL dilakukan 7 hari. Kemudiaan setelah berumur 30 – 35 hari setelah tanam di berikan Urea 100 kg/Ha.

Cara pemupukan ditugal ± 7-10 cm disekitar tanaman atau goretan (parit) yang dibuat disamping tanaman sepanjang barisan, Setelah pupuk diberikan kemudian ditutup dengan tanah.

Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali, Penyiangan I pada umur 10 – 15 hari dan penyiangan ke II pada umur 28 – 35 hari bersamaan dengan dilakukannya pembumbunan dan pemupukan ke II..

Pengendalian Hama dan Penyakit
Kalau menggunakan varitas unggul yang tepat maka serangan Hama Penyakit akan sangat terbatas seperti BS2, Peonir, Lamuru, Srikandi Putih dll. Varitas yang tahan hama penyakit sudah banyak dipasarkan sampai pada tingkat petani. Dilakukan dengan menerapkan kaidah pengendalian hama terpadu (PHT) yang komponen-nya terdiri dari penanaman varietas tahan pengelolaan kultur teknis yang tepat dan penggunaan pestisida. organik seperti Mitol 20EC, ekstrak Nimba, Mikoria. Kalau serangan berat dapat dibantu dengan pestida sintetis..

Panen
Panen dilakukan setelah biji pada tongkol masak yang ditandai dengan terbentuknya lapisan hitam pada lembaga dan tongkol telah menguning. Panen merupakan tahap awal yang penting dari seluruh rangkaian penanganan pasca panen jagung, karena berpengaruh terhadap jumlah dan mutu hasil. Panen terlalu awal menyebabkan jumlah butir muda banyak, sehingga mutu biji dan daya simpannya rendah. Sebaliknya, terlabat panen mengakibatkan penurunan mutu dan peningkatan kehilangan hasil.

Budidaya Jagung Organik dengan Teknologi Biotriba

Standar operasional (SOP) untuk budidaya jagung organik penuh sama dengan SOP Budidaya Jagung Semi Organik. Akan tetapi yang berbeda adalah pada BAB III (Pemupukan). Pupuk yang digunakan hanya pupuk organic yaitu OrganoTRIBA dan pupuk organik yang telah diolah dengan atau dicampur dengan BioTRIBA. Pupuk OrganoTRIBA yang digunakan sebanyak 800 kg/ha sedang pupuk organik yang telah diolah dengan BioTRIBA adalah 2 ton/ha.

Untuk meningkatkan kesuburan tanah data dibantu dengan pupuk organic cair BioPORTAM. Pemupukan dilakukan sebanyak 2 kali yaitu 7 hari setelah tanaman (500kg OrganoTRIBA, dan 1200 kg pupuk organikTRIBA ) dan 21 hari seteah tanam, 300 kg OrganoTRIBA + 800 kg OrganikTRIBA)