BIO-TRIBA MEMBANTU MENGOLAH LIMBAH MENJADI KOMPOS


Larutan Bio-Triba merupakan suatu formula yang mengandung dua jenis mikroorganisme, yaitu Bacillus panteketkus strain J2 dan Trichoderma lactae strain TB1. Kedua jenis mikroorganisme tersebut berfungsi sebagai aktivator dalam proses dekomposisi limbah pasar, rumah tangga, hewan dan pertanian menjadi pupuk orgnik yang bermutu. Di samping itu, kedua jenis mikroorganisme tersebut dapat menghambat pertumbuhan beberapa jamur patogenik pada tanaman yang bersifat tular tanah (soil-borne pathogen)
Kualitas kompos yang dihasilkan sangat tergantung pada jenis limbah (sampah) yang digunakan sebagai bahan dasar. Seringkali limbah mengandung bahan yang sulit diurai seperti lignin. Untuk itu perlu ditambah dengan mikroorganisme yang dapat mengurai lignin secara cepat. Kandungan karbon dan nitrogen (C/N) dari limbah yang paling baik adalah kurang dari 30:1.

Pengolahan limbah menjadi kompos dimulai dengan menyortir/memisahkan bagian yang tidak dapat lapuk seperti kaca, besi, kaleng dan plastik. Selanjutnya limbah dipotong-potong menggunakan mesin pencacah dan hasil cacahan disusun berlapis (25 -30 cm) di dalam wadah penampungan. Pada setiap lapis tumpukan limbah disiram secara merata dengan larutan Bio-TRIBA. Setiap ton limbah yang telah disortir memerlukan 2 liter laruta Bio-TRIBA. Wadah penampungan diputar selama 30 menit setiap 2 hari untuk meratakan penyebaraan mikroorganisme.

Selama proses penguraian akan terjadi peningkatan suhu dan suhu ini sebaiknya diukur setiap hari. Penguraian dianggap selesai apabila suhu telah turun lagi mencapai sekitar 350C atau memakan waktu 14 -21 hari. Bahan kemudian dikeluarkan dari wadah pengomposan dan ditumpuk dengan plastik untuk proses pematangan. Kompos yang telah matang ditandai dengan kondisi suhu yang berkisar antara 28-300C . Selanjutnya bahan dikering-anginkan dan dihaluskan (dapat menggunakan mesin pemotong). Bahan yang belum lapuk sempurna dipisahkan dengan diayak dan disaring. Hasil pengayakan berupa kompos Bio-TRIBA yang siap dipakai dan dipasarkan. Secara skematis, proses pembuatan kompos dengan bantuan larutan Bio-TRIBA.

Kompos yang dihasilkan melalui proses ini mempunyai nilai nisbah C/N berkisar 10-15, pH 6,5 – 8 atau bersifat alkalis sehingga tidak berpengaruh buruk terhadap kemasaman tanah. Pada kompos juga tidak ditemukan patogen penyebab penyakit pada tanaman. Kompos mengandung unsur hara K, S, Ca, Mg dan hara Mikro (Fe, Mn. Cu, Zn) serta nisbah C/N yang lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang yang biasa digunakan petani.

Potensi Penggunaan Kompos
Sebagai Pengendali Patogen atau Fungsida Nabati
Kompos yang berasal dari limbah pasar, pertanian dan hewan yang ternyata mengandung senyawa yang bersifat toksik terhadap patogen tanaman. Dengan demikian, kompos jenis tanaman ini dapat berperan sebagai fungisida nabati dan membuka peluang baru dalam mengembangkan agribisnis.

Hasil penelitian dengan menggunakan ekstrak kompos membuktikan bahwa bahan tanam tersebut dapat berfungsi sebagai fungsisida nabati. Ekstrak kompos diperoleh dengan mencampur 1 kg kompos dengan 16 liter air kemudian difermentasi secara 14 hari. Pengujian terhadap beberapa jamur patogenik (R. Lignosus, S. Roffsii, C. Gloeosporioides dan F. Oxyporum) mengindikasikan bahwa ekstrak kompos pada konsentrasi 5 -15 % dapat menghambat pertumbuhan jamur patogen.

Sebagai Substrak Agen Hayati
Di samping manfaat utama kompos sebagai sumber nutrisi, kompos juga berpedan dalam pengendalian penyakit tanaman jika kompos mengandung mikrooganisme yang berfungsi sebagai biogen seperti Trichoderma, F. oxysporus non patogenik (FoNP), dan Bacillus. Bakteri B. Subtilis yang ditambahkan pada bahan yang dikomposkan dapat mengendalikan penyakit akar gada pada kubis.

Hasil uji coba menunjukkan bahwa Trichoderma, FoNP, dan Bacillus dapat tumbuh dan berkembang dalam kompos. Hal itu dibuktikan dengan adanya peningkatan populasi kedua mikrooganisme tersebut.

Pemanfaan Kompos Bio-TRIBA pada Tanaman
Kompos Bio-TRIBA dapat menggantikan peran pupuk kandang, dengan kesetaraan menurut jenis tanamannya, yaitu: a) tanaman jagung, 1 kg pupuk kandang setara dengan 0,5 kg kompos Bio-TRIBA, b) Tanaman bawang, cabai dan tomat, 1 kg pupuk kandang setara dengan 0,25 kg kompos Bio-TRIBA, c) Tanaman petsai/caisin, 10,8 kg pupuk kandang setara dengan 3,6 kg kompos Bio-TRIBA

Hasil percobaan menggunakan kompos Bio-TRIBA pada jagung yang ditanam pada tanah Podzolik dan Andosol mengindikasikan bahwa: a) Pada jenis tanah Podzolik, kompas Bio-TRIBA dapat mengurangi pupuk pabrik ¼ takaran anjuran untuk pertumbuhan tanaman (makanan ternak) dan ½ takaran anjuran untuk produksi, b) Pada jenis tanah Andosol, kompos Bio-TRIBA dapat menggantikan seluruh takaran pupuk anorganik, namun hasil jagung akan lebih tinggi bila ditambahkan pupuk anorganik ¼ takaran untuk pertumbuhan tanaman dan ¾ takaran anjuran untuk meningkatan hasil