PENERAPAN TEKNOLOGI BIO-FOB PADA TANAMAN KEDELAI


Perkembangan dan perubahan pemintaan akan komoditi kedelai akhir-akhir ini cukup membuat pemerintah kelabakan. Harga kedelai yang semakin melonjak naik di pasar membuat para pengusaha tahu dan tempe yang bahan bakunya adalah kedelai terancam bangkrut dan gulung tikar.

Para pengusaha ini menuntut pemerintah, khususnya departemen perdagangan dan pertanian agar menstabilkan harga kedelai di pasaran agar usaha mereka dapat bertahan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat (golongan menengah-bawah). Departemen pertanian harus meningkatkan produksi kedelai nasional dalam waktu yang singkat. Langkah-langkah yang dapat diambil adalah dengan cara perluasan lahan (ekstensifikasi) dan peningkatan produksi (intensifikasi). Untuk meningkatkan produksi dalam satuan luas maka diperlukan teknologi yang canggih, tepat guna dan ramah lingkungan.

Dalam menjawab tantangan tersebut, salah satu alternatif adalah menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dengan menggunakan pupuk organik (cair, kompos dan pupuk kandang). Kita (CV.Meori Agro) telah melakukan percobaan pada beberapa varietas tanaman kedelai dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan yaitu dengan menggunakan paket teknologi Bio-Fob (Bio-Fob, Bio-Triba dan Organo-Triba).

Aplikasi teknologi ini pada tanaman kedelai sangat mudah sekali yaitu dengan menggunakan Organo-Triba sebagai pupuk (diberikan pada waktu tanam dengan dosis 2 ton/Ha) dan benih kedelai sebelum ditanam direndam dengan Bio-Fob cair selama 15 menit dan ditaburi dengan Bio-Fob powder secukupnya (sampai semua benih kedelai tertutupi).

Teknologi Bio-Fob ini mengandung mikro organisme yang berperan untuk membuat tanaman tahan terhadap penyakit (bersifat vaksin dan bio-pestisida), memperbaiki kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan tanaman (bio-fertiliser) dan meningkatkan hasil produksi pertanian. Pengguanaan teknologi Bio-Fob juga dapat mengurangi pemakaian pupuk kimia sebesar 25%-50% dari anjuran pemakaian biasa. Hasil yang kita dapat di lapangan sangat luar biasa dan setiap varietas kedelai memiliki potensi produksi yang berbeda-beda. Data potensi produksi kedelai yang kita dapat dari lapangan adalah sebagai berikut:

Potensi Produksi Kedelai dalam 1 Ha:
1) Varietas Burangrang
Burangrang:hasil rata-rata dalam 10 pohon antara 130 gr-150 gr (1 pohon 13 gr-15 gr). Dalam 1 ha terdapat populasi kedelai sebanyak: 225.000 lubang tanam x 2 = 450.000 tanaman kedelai. Jadi Potensi Produksi kedelai dalam 1 Ha: 450.000 x ( 13 gr-15 gr) = 5.850 kg-6.750 kg.

2) Varietas Anjosmoro
Anjosmoro : hasil rata-rata dalam 10 pohon antara 120-140 gr (1 pohon 12 gr-14 gr). Dalam 1 ha terdapat populasi kedelai sebanyak: 225.000 lubang tanam x 2 = 450.000 tanaman kedelai. Jadi Potensi Produksi kedelai dalam 1 Ha: 450.000 x (12 gr-14 gr) =5.400 kg-6300 kg

3) Varietas Kaba
Kaba : hasil rata-rata dalam 10 pohon adalah 110 gr -120 gr(1 pohon 110gr-120 gr). Dalam 1 ha terdapat populasi kedelai sebanyak: 225.000 lubang tanam x 2 = 450.000 tanaman kedelai. Jadi Potensi Produksi kedelai dalam 1 Ha:450.000 x 110 gr-120 gr) =4.950 kg-5.400 kg

Semoga teknologi Bio-Fob yang kita tawarkan ini dapat menjawab tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dan dapat membantu masyarakat petani yang ingin bergerak dalam budidaya tanaman kedelai. Untuk mencapai potensi produksi tersebut, kita harus mengoptimalkan semua aspek yang terkait dengan budidaya pertanian (pengairan, penyinaran, curah hujan, pengendalian hama dan penyakit, penggunaan teknologi, pemilihan lahan, pemilihan waktu tanam dll) serta waktu pemanenan dan cara panen juga harus tepat.

Untuk pemanenan dianjurkan batang kedelai dipotong dengan sabit atau alat lainnya sehinnga tanah tidak terbawa ke tempat pengeringan kedelai.