MENGAPA HARUS TEKNOLOGI Bio-FOB?


Teknologi Bio-FOB adalah inovasi baru, yang memperkenalkan peranan mikroogranisme dan ekstra tanaman (matabolik sekunder) dalam budidaya tanaman yang berorientasi pertaniaan organik (organic farming) dan ramah lingkungan. Mikroorganisme yang digunakan dapat berperan mengendalikan penyakit dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit (induksi ketahanan) yang disebabkan patogen serta memacu pertumbuhan dan produktivitas tanaman.

Teknologi ini mulai dikaji di tanaman vanili pada tahun 1990 dengan mengkoleksi dan mengevaluasi potensi beberapa mikroorganisme berguna seperti Fusarium oxyporum non patogenik , Bacillus, Trichoderma , Penicillium dan Pseudomonas flourescens serta ekstar tanaman. Hasil kajiaan tersebut menunjukkan bahwa beberapa diantara mikroorganisme tersebut cukup efektif dan mempunyai prospek untuk meningkatkan ketahanan/kesehatan dan produksi tanaman. Kombinasi atau secara tunggal mikroorganime tersebut telah diproduksi secara massal dalam beberapa formula/kemasan yang telah dipatenkan. Sejak tahun 2001 teknologi ini mulai diluncurkan dan dikembangkan secara luas pada tanaman vanili di Indonesia pada beberapa propinsi melalui sistem waralaba dengan melibatkan swasta lokal. Sampai saat teknologi Bio-FOB sudah menggunakan 4 jenis mikroorganisme yaitu Fusarium oxysporum non patogenik, Bacillus pantotkenticus, Bacillus firmus dan Trichodema lactae serta ekstrak tanaman cengkeh. Bahan baku yang digunakan adalah ramah lingkugan, sehingga dasar penegembangannya berorentasi pada budidaya tanaman organik yang ramah lingkungan.

Dalam beberapa kajian menunjukkan bahwa teknologi Bio-FOB dapat digunakan secara organik penuh atau semi organik. Dalam budidaya tanaman vanili dengan teknologi Bio-FOB selama ini sepenuhnya tidak menggunakan pupuk anorganik dan pestisida sintetik. Hasil observasi pada beberapa tanaman yang dilakukan oleh petani dan pengguna teknologi ini menunjukkan bahwa penggunaaan komponen teknologi BioFOB secara terpadu atau tunggal ternyata dapat meningkatkan kesehatan dan produktivitas bebrapa tanaman seperti tembakau ,jambu mente ,cabe , sawi, kacang tanah.

Disamping itu penggunaan teknologi ini dapat mengurangi penggunaan pupuk an-organik 25 – 50 % dari dosis anjuran. Sehingga secara umum dapat dikatakan bahwa komponen teknologi Bio-FOB dapat diaplikasikan pada tanaman lain. Komponen teknologi Bio-FOB telah dikemas dalam bentuk siap pakai dan dapat diproduksi secara massal. Sehingga apabila diperlukan dalam jumlah banyak tidak terlalu sulit. Komponen teknologi tersebut sudah dipatenkan sehingga untk memasarkan dapat melalui sistem penakaran yang yang berminat. Dalam rangka sosialisasi dan meningkatkan pemahaman cara pengguanaan teknologi Bio-FOB dalam budidaya tanaman perlu dilakukan pelatihan/magang bagi penyuluhan, penggunaan dan penakar teknologi Bio-FOB

Komponen teknologi Bio-FOB telah dikemas dalam bentuk siap pakai dan dapat diproduksi secara massal. Sehingga apabila diperlukan dalam jumlah banyak tidak terlalu sulit. Komponen teknologi tersebut sudah dipatenkan sehingga untk memasarkan dapat melalui sistem penakaran yang berminat. Dalam rangka sosialisasi dan meningkatkan pemahaman cara pengguanaan teknologi Bio-FOB dalam budidaya tanaman perlu dilakukan pelatihan/magang bagi penyuluhan, penggunaan dan calon penakar teknologi ini.